Tradisi Ritual Adat Paling Sakral Suku Papua

Tradisi Ritual Adat Paling Sakral di Suku Papua

PesonaPapua.com

Kaka.. mohon berkenan baca hingga selesai ya :)

1+ GUEST Rate *5

Tradisi Ritual Adat Paling Sakral Suku Papua – Anda sedang mencari tau informasi tentang tradisi suku yang ada di papua? bacalah artikel ini sampai selesai.

Salah satu ritual adat yang dianggap paling sakral di Papua adalah upacara poltlatch atau upacara wonda, yang dilakukan oleh suku Asmat dan beberapa suku lainnya di wilayah Papua.

Di tengah belantara hutan Papua yang lebat dan pegunungan yang menjulang tinggi. Terdapat sebuah warisan budaya yang sarat dengan makna dan kekuatan spiritual.

Ritual ini memiliki berbagai tujuan, mulai dari menghormati leluhur hingga merayakan pencapaian penting dalam komunitas.

Di setiap upacara dan tradisi bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga cerminan dari kedalaman keyakinan dan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi salah satu ritual adat paling sakral di suku Papua, menggali makna, simbolisme, dan kekuatan yang menyelimuti setiap langkah dan doa dalam upacara tersebut.

Selain tradisi ritual adat di papua juga Terdapat banyak tempat wisata yang bagus dan indah sehingga banyak pengunjung yang datang berkunjung untuk informasinya anda bisa mengklik Air Terjun Tertinggi Di Nabire

Ritual Paling Sakral Suku Papua

Ada beberapa ritual sakral yang ada di tanah Papua (suku Papua) dimana masyarakat suku Papua tidak boleh melanggarnya. Berikut adalah ritual sakral suku Papua :

Tanam Sasi, Upacara Adat Kematian Suku Marind Anim

Tradisi Ritual Adat Paling Sakral di Suku Papua

Upacara adat tanam sasi adalah upacara adat kematian yang berkembang di daerah Kabupaten Merauke dan dilaksanakan oleh suku Marind atau suku Marind-Anim. Suku Marind berada di wilayah dataran luas di Papua Barat.

Kata anim dalam penamaan suku Marind Anim ini memiliki arti laki-laki dan kata anum artinya adalah perempuan. Jumlah penduduk dari suku ini diperkirakan sebanyak 5000 jiwa.

Sasi adalah sejenis kayu yang menjadi media utama dalam rangkaian upacara adat kematian dari salah satu masyarakat suku Papua yang meninggal.

Kayu sasi ditanam selama kurang lebih 40 hari setelah kematian seseorang di daerah tersebut. Kayu sasi kemudian akan dicabut, setelah mencapai hari ke-seribu ditanam.

Upacara tanam sasi ini selalu dilaksanakan oleh Suku Marind dan berdampak pada hasil ukiran kayu khas Papua yang terkenal hingga ke mancanegara.

Seperti halnya upacara bakar batu, upacara tanam sasi juga memiliki filosofi atau arti khusus bagi penduduk suku Marind.

Ada beberapa makna yang tersimpan dalam upacara tanam sasi suku Papua adalah sebagai berikut :

Ukiran khas yang berasal dari Papua, melambangkan kehadiran dari para leluhur.

Upacara tanam sasi adalah wujud dari tanda keadaan hati bagi masyarakat

Papua, menyatakan rasa sedih ketika ada seseorang yang meninggal.

Sebagai sebuah simbol kepercayaan dari masyarakat dengan motif khusus seperti hewan, manusia serta tumbuhan yang diukir di atas kayu.

Sebagai simbol dari keindahan dalam bentuk mahakarya maupun karya seni yang dibuat oleh masyarakat Papua dan mewakili kenangan-kenangan dari nenek moyang.

Masyarakat Papua yang melaksanakan upacara tanam sasi ini mempercayai bahwa ukiran pada kayu sasi memiliki beberapa makna khusus, seperti kehadiran dari para roh leluhur.

Pada proses upacara Tanam Sasi, masyarakat akan menampilkan tarian tradisional yang disebut dengan Tari Gatsi. Tari Gatsi adalah salah satu tarian khas dari Suku Marind.

Selama pertunjukan, para musisi akan memainkan alat musik tradisional yang bernama Tifa. Tifa merupakan alat musik yang memiliki bentuk seperti gendang dogdog.

Upacara Adat Kematian Suku Asmat

Tradisi Ritual Adat Paling Sakral di Papua

Upacara adat Papua yang cukup dikenal adalah upacara kematian oleh Suku Asmat. Suku Asmat merupakan salah satu suku yang memiliki populasi terbesar di Papua.

Selain sebagai suku terbesar, Suku Asmat juga memiliki beberapa ritual atau upacara-upacara penting yang biasa dilakukan dan salah satunya adalah upacara kematian Suku Asmat.

Masyarakat Suku Asmat, biasanya tidak mengubur mayat dari anggota suku yang telah meninggal dunia.

Mereka biasanya meletakan mayat tersebut di atas perahu lesung dengan dibekali sagu. Lalu mayat tersebut dibiarkan mengalir ke laut membiarkan mayat tersebut berada di atas anyaman bambu hingga akhirnya membusuk.

Setelah mayat yang dibiarkan itu menjadi tulang belulang, barulah masyarakat Suku Asmat akan menyimpannya di atas pokok kayu.

Sedangkan tengkorak dari mayat tersebut akan dijadikan sebagai bantal oleh anggota keluarganya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kasih sayang, cinta dari anggota keluarga yang ditinggalkan.

Upacara kematian dilakukan oleh masyarakat Suku Asmat. Karena masyarakat Asmat percaya bahwa kematian bukanlah suatu hal yang alamiah, melainkan sebagai penanda adanya roh jahat yang mengganggu.

Buat anda yang ingin berlibur ke raja Raja Ampat nih ada rekomendasi tempat wisata di Raja Ampat Tempat Dving Dan Snorkling



JANGAN PERNAH SUNGKAN Menghubungi Kami
Bertanya = Silaturahmi = Membuka Pintu Rezeki.

Kami selalu menyajikan HALAL FOOD selama tour di disini / Papua, sehingga sangat aman & nyaman terutama bagi wisatawan muslim..

Bagikan:

JANGAN PERNAH SUNGKAN Menghubungi Kami
Bertanya = Silaturahmi = Membuka Pintu Rezeki.